Krayon Merah Mengungkap Kemungkinan Kemampuan Artistik Neanderthal

0
1

Selama beberapa dekade, para ilmuwan memperdebatkan apakah Neanderthal memiliki kemampuan kognitif untuk menciptakan seni simbolik. Kini, sebuah penelitian inovatif yang diterbitkan dalam Science Advances menunjukkan bahwa manusia purba ini mungkin memang terlibat dalam ekspresi artistik, menggunakan alat mirip krayon yang dibuat dari mineral oker.


Penemuan

Dalam apa yang digambarkan para peneliti sebagai penemuan “sangat istimewa”, para arkeolog menemukan tiga fragmen mineral oker yang berasal dari 100.000 tahun yang lalu di tempat perlindungan batu Krimea. Fragmen-fragmen ini menunjukkan bukti jelas bahwa mereka telah diasah berulang kali, menunjukkan bahwa mereka sengaja dibuat dan dipelihara sebagai instrumen menggambar.

Menurut peneliti utama Francesco d’Errico, kemampuan membuat titik-titik halus menunjukkan pemahaman yang canggih tentang penggunaan alat. Penelitian tersebut, yang meneliti 16 fragmen oker dari empat lokasi di Krimea dan timur laut Ukraina, mengungkapkan tiga fragmen dengan karakteristik berbeda yang membedakannya dari potensi penggunaan oker lainnya, seperti untuk penyamakan kulit atau untuk mengusir serangga.


Apa yang Membuat Fragmen Ini Penting?

Para peneliti mengidentifikasi tiga ciri utama yang menyarankan penggunaan simbolis:

  1. Penajaman berulang : Satu fragmen menunjukkan tanda-tanda jelas telah diasah ulang beberapa kali, yang menunjukkan bahwa fragmen tersebut digunakan berulang kali sebagai alat menggambar.

  2. Bentuk seperti alat : Fragmen lain tampaknya merupakan bagian dari krayon yang rusak, menunjukkan bahwa krayon tersebut sengaja dibentuk untuk menggambar.

  3. Penandaan yang memiliki tujuan : Fragmen ketiga memiliki garis-garis yang sengaja diukir pada dasarnya, mengisyaratkan kemungkinan makna simbolis.

Fitur-fitur ini berbeda dengan fragmen yang menunjukkan tanda-tanda penggunaan berat atau aplikasi praktis lainnya.


Perdebatan Berlanjut

Meskipun terdapat bukti yang meyakinkan, tidak semua ahli sepakat bahwa fragmen-fragmen ini secara definitif membuktikan seni simbolik. Arkeolog Rebecca Wragg Sykes menunjukkan bahwa tanda-tanda tersebut mungkin mewakili jejak produksi pigmen daripada ekspresi simbolis yang disengaja.

April Nowell menambahkan bahwa perbedaan antara penggunaan praktis dan simbolik mungkin kurang jelas dibandingkan yang dikemukakan beberapa peneliti. “Saat Neanderthal mulai menggunakan oker untuk tujuan praktis, seperti obat nyamuk, kemungkinan besar mereka juga mengembangkannya untuk melukis tubuh dan desain pakaian,” catatnya.


Implikasi yang Lebih Luas

Penemuan ini menambah semakin banyak bukti yang menunjukkan bahwa Neanderthal terlibat dalam perilaku simbolis. Situs-situs di seluruh Eropa telah menghasilkan pigmen yang digunakan untuk berbagai tujuan, mulai dari aplikasi praktis hingga ekspresi simbolis.

Namun temuan di Krimea ini mewakili beberapa bukti tertua penggunaan pigmen di Eropa Timur dan Asia Barat—wilayah di mana ekspresi budaya semacam itu sebelumnya kurang terdokumentasi.


Apa Selanjutnya?

Para peneliti menekankan bahwa diperlukan lebih banyak bukti untuk memahami sepenuhnya perilaku simbolis Neanderthal. Meskipun krayon Krimea memberikan petunjuk yang meyakinkan, mereka hanyalah satu bagian dari teka-teki yang lebih besar dan berkelanjutan.

Seperti yang disimpulkan d’Errico, “Menelusuri tempat Neanderthal memperoleh bahan pewarna memberikan gambaran tentang pilihan yang diambil individu-individu ini dan bagaimana mereka memandang perbedaan warna dan kualitas.”


Kesimpulan

Penemuan krayon kuno ini menunjukkan bahwa Neanderthal mungkin telah terlibat dalam ekspresi simbolik jauh lebih awal dari perkiraan sebelumnya. Sementara perdebatan terus berlanjut di antara para ahli, temuan ini membuka pintu baru untuk memahami kognisi manusia awal dan perkembangan budaya