Perilaku aneh yang diamati pada spesies burung tertentu, yang dikenal sebagai kleptotrichy, melibatkan pencurian sistematis rambut atau bulu langsung dari ternak untuk membangun sarang. Praktik ini, yang terutama terjadi di daerah subtropis dan beriklim sedang, menunjukkan tingkat kecerdikan oportunistik yang mengejutkan dalam strategi bersarang burung.
Mekanisme Kleptotrichy
Kleptotrichy, berasal dari kata Yunani untuk “mencuri” dan “rambut,” paling sering diamati pada keluarga burung yang mengandalkan bahan isolasi lembut untuk konstruksi sarang. Spesies seperti burung titmice dan burung kutilang tertentu secara aktif mencabut bulu atau bulu langsung dari tubuh hewan yang sedang merumput – termasuk sapi, domba, kambing, dan bahkan unggas peliharaan. Burung-burung mendekati ternak dengan tenang, sering kali mendarat dengan punggung atau panggul untuk mengambil helaian rambut secara metodis.
Ini bukanlah tindakan mengais-ngais secara acak. Burung jelas lebih menyukai bulu ternak dibandingkan bahan sarang lain yang tersedia, seperti serat tumbuhan atau bulu. Bulu ternak memberikan isolasi termal yang unggul, terutama penting di daerah beriklim dingin. Materi yang dicuri juga tampaknya memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap parasit dan predator.
Mengapa Ternak?
Prevalensi kleptotrichy di lingkungan yang kaya akan peternakan menunjukkan adanya adaptasi pragmatis terhadap ketersediaan sumber daya. Ternak mewakili sumber bahan sarang berkualitas tinggi yang terkonsentrasi dan mudah diakses. Berbeda dengan mamalia liar, ternak pada umumnya tidak bereaksi secara agresif terhadap pencabutan bulu secara perlahan, sehingga burung dapat memanen bahan dengan risiko minimal.
Perilaku tersebut tidak terbatas pada keluarga burung tertentu. Meskipun burung titmice dan burung kutilang sering terlihat terlibat dalam kleptotrichy, spesies lain juga tercatat mencuri rambut dari hewan ternak. Hal ini menunjukkan bahwa praktik tersebut merupakan adaptasi perilaku yang fleksibel dan bukan sifat spesifik spesies.
Faktor Lingkungan
Frekuensi kleptotrichy tampaknya berkorelasi dengan kondisi lingkungan. Di wilayah dengan musim dingin yang parah atau bahan sarang alami yang terbatas, burung lebih cenderung mengandalkan bulu ternak untuk pembuatan sarang. Praktik ini mungkin juga lebih umum terjadi di wilayah dimana aktivitas manusia telah mengurangi ketersediaan lokasi bersarang yang sesuai.
Implikasinya terhadap Peternakan
Meskipun kleptotrichy biasanya tidak membahayakan ternak, pemetikan berlebihan dapat menyebabkan iritasi ringan atau ketidaknyamanan pada kulit. Dalam beberapa kasus, burung mungkin mengincar area yang sudah terkena parasit atau luka, sehingga memperburuk kondisi. Namun, dampak keseluruhan terhadap kesehatan ternak dapat diabaikan.
Adaptasi Penasaran
Kleptotrichy masih merupakan fenomena yang relatif kurang dipelajari. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami sepenuhnya pendorong evolusi di balik perilaku ini dan implikasi ekologisnya yang lebih luas. Praktik ini menyoroti kemampuan adaptasi burung yang luar biasa dan kemampuan mereka mengeksploitasi sumber daya yang tidak konvensional untuk mencapai keberhasilan bersarang.
Kesimpulannya, kleptotrichy adalah contoh menarik dari perilaku oportunistik pada burung, yang menunjukkan kemampuan mereka memanfaatkan ternak sebagai sumber bahan sarang berkualitas tinggi yang tersedia. Adaptasi yang aneh ini menggarisbawahi interaksi yang kompleks antara perilaku burung, kondisi lingkungan, dan ketersediaan sumber daya
