Mencari Kehidupan di Luar Bumi: Carilah!

0
43

Langit mendung sering kali mengaburkan pandangan kita terhadap bintang dan piknik paling baik dilakukan pada hari cerah. Namun bagaimana jika awan tersebut menyimpan petunjuk untuk menemukan kehidupan di planet yang jauh? Sebuah studi baru menunjukkan bahwa planet ekstrasurya yang padat atau bahkan tertutup awan sebenarnya bisa menjadi lokasi utama dalam pencarian kehidupan di luar bumi.

Meskipun kita cenderung fokus pada permukaan dan atmosfer suatu planet ketika mencari tanda-tanda kehidupan, para peneliti di Cornell University telah menemukan bahwa komunitas mikroba yang hidup jauh di atas permukaan bumi di awannya menawarkan jalan penyelidikan baru yang mengejutkan. Mikroba yang tinggal di awan ini menghasilkan biopigmen warna-warni – pigmen yang diciptakan untuk perlindungan terhadap kondisi buruk seperti radiasi intens dan kekeringan – yang berpotensi dapat dideteksi dari jauh oleh teleskop.

“Kami mengira awan akan menyembunyikan kehidupan dari kita, namun ternyata awan dapat membantu kita menemukannya,” kata Lisa Kaltenegger, profesor astronomi di Cornell dan direktur Carl Sagan Institute.

Terobosan ini berasal dari spektrum reflektansi pertama yang diciptakan untuk beragam mikroorganisme penghuni awan yang ditemukan di Bumi. “Kunci” berkode warna ini menunjukkan bagaimana mikroba yang berbeda memantulkan cahaya pada panjang gelombang yang berbeda. Dengan menganalisis spektrum ini, para astronom kini berpotensi mengidentifikasi biosignature serupa di atmosfer planet-planet jauh – bahkan jika planet-planet tersebut sepenuhnya diselimuti awan.

Mengumpulkan dan mempelajari mikroba langka ini terbukti menantang. Para peneliti bekerja sama dengan rekan-rekannya di Universitas Florida untuk mendapatkan sampel dari stratosfer – lapisan atmosfer antara 21 dan 29 kilometer di atas permukaan bumi – menggunakan balon lateks khusus. Mikroba yang dikumpulkan kemudian dianalisis biopigmennya di laboratorium Cornell oleh para ahli yang berspesialisasi dalam mikrobiologi, ilmu atmosfer, dan teknik.

Penelitian yang diterbitkan dalam The Astrophysical Journal Letters ini menunjukkan bahwa ciri-ciri warna pigmen-pigmen ini tidak hanya mengungkapkan keberadaan kehidupan tetapi juga memberikan wawasan tentang kondisi lingkungan tempat mereka berkembang. “Biopigmen memiliki karakter universal di planet kita,” jelas ahli astrobiologi Ligia Coelho, penulis utama studi tersebut. “Mereka adalah tanda-tanda biologis yang kuat dan kami telah menemukan cara baru untuk mencarinya—melalui awan di dunia yang jauh.”

Penemuan ini merevolusi cara kita melakukan pendekatan terhadap pencarian kehidupan di luar bumi. Teleskop seperti Habitable Worlds Observatory milik NASA di masa depan dan Extremely Large Telescope milik European Southern Observatory, yang dijadwalkan mulai beroperasi pada tahun 2030an, dirancang dengan mempertimbangkan pengetahuan baru ini. Para astronom kini dapat melihat melampaui permukaan planet dan menyelidiki kedalaman atmosfernya, sehingga berpotensi mengungkap kehidupan yang tersembunyi di balik awannya.

Pencarian kehidupan di luar bumi menjadi jauh lebih berwarna.