Letusan Bintang Dikonfirmasi: Belches Plasma Terdeteksi 130 Tahun Cahaya Jauhnya

0
14

Para astronom akhirnya dapat melihat sekilas coronal mass ejection (CME) yang meletus dari sebuah bintang di luar Matahari kita, memberikan wawasan baru yang penting mengenai perilaku bintang dan potensi bahaya terhadap kehidupan di planet yang jauh. Pengamatan inovatif ini dimungkinkan dengan menggunakan teleskop radio berbasis Bumi dan observatorium sinar-X berbasis ruang angkasa untuk melacak awan besar plasma bermagnet yang dikeluarkan dari sebuah bintang bernama StKM 1-1262, yang terletak 130 tahun cahaya jauhnya.

CME, seperti bersin bintang yang dramatis, terjadi ketika badai dahsyat di permukaan bintang melemparkan gelembung plasma dalam jumlah besar ke luar angkasa. Letusan ini sudah tidak asing lagi bagi kita di Bumi sebagai sumber terjadinya aurora – tirai bercahaya indah yang menari-nari di langit kutub kita. Namun jika diamati lebih dekat, CME bisa sangat merusak dan menghilangkan atmosfer planet-planet yang tidak memiliki perisai magnet kuat seperti Venus.

Selama beberapa dekade, para astronom menduga bahwa bintang-bintang jauh juga menghasilkan CME berdasarkan petunjuk halus yang diperoleh dari pengamatan. Namun, mereka berjuang untuk membuktikan secara pasti apakah material ini benar-benar lolos dari tarikan gravitasi dan magnet bintang, atau hanya melonjak ke atas sebelum ditarik kembali oleh gaya dahsyat tersebut.

Studi baru ini, yang dipimpin oleh Joseph Callingham di Institut Astronomi Radio Belanda, menggunakan teleskop radio Low Frekuensi Array (LOFAR) di Belanda untuk mendeteksi semburan gelombang radio yang berasal dari CME saat melakukan perjalanan melalui ruang angkasa. Kehadiran sinyal spesifik ini menunjukkan bahwa ejeksi telah berhasil melepaskan diri dari cengkeraman StKM 1-1262.

Untuk mengkonfirmasi lebih lanjut temuan mereka, tim juga menggunakan data dari teleskop sinar-X berbasis ruang angkasa XMM-Newton untuk menganalisis secara cermat suhu, kecepatan rotasi, dan kecerahan bintang. Pengukuran ini memberikan latar belakang penting untuk memahami dinamika dan asal usul CME.

Callingham menekankan bahwa meskipun observasi sebelumnya mengisyaratkan terjadinya CME pada bintang jauh, data baru ini memberikan bukti yang tidak dapat disangkal. “Kami bisa berargumentasi bahwa kami sudah mempunyai petunjuk selama 30 tahun, dan itu benar,” jelasnya, “tapi kami tidak pernah membuktikannya secara eksplisit. Kami mengatakan bahwa massa telah dikeluarkan, telah hilang dari bintang, dan hal tersebut selalu menjadi perdebatan dalam literatur.”

Penemuan ini membawa implikasi besar untuk memahami bagaimana bintang berevolusi dan berinteraksi dengan lingkungannya. Anthony Yeates, ahli astrofisika di Universitas Durham di Inggris, menyoroti pentingnya memasukkan pengetahuan ini ke dalam model yang mengevaluasi potensi kelayakhunian exoplanet – planet yang mengorbit bintang jauh. “Jika ada sebuah planet ekstrasurya, hal ini akan menjadi bencana besar bagi kehidupan di dalamnya,” ia memperingatkan, merujuk pada potensi dampak buruk dari ledakan radiasi yang begitu kuat terhadap planet terdekat.

Penemuan penting ini membuka jalan baru untuk eksplorasi astrofisika bintang dan ilmu keplanetan, sehingga mendorong para ilmuwan untuk meneliti frekuensi dan intensitas CME dari bintang-bintang jauh dengan semangat baru. Penelitian yang sedang berlangsung ini tidak diragukan lagi akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang kehidupan bintang yang bergejolak dan potensi pengaruhnya terhadap pembentukan dan evolusi kehidupan di seluruh kosmos.