Serigala Menunjukkan Keterampilan Pemecahan Masalah dengan Mencuri dari Perangkap Kepiting

0
14

Rekaman baru mengungkapkan bahwa serigala di British Columbia tidak hanya mampu berenang untuk mencapai perangkap bawah air, tetapi juga menunjukkan pemecahan masalah yang disengaja untuk mencuri umpan. Para peneliti yang bekerja dengan Heiltsuk Nation mendokumentasikan seekor serigala liar berulang kali membongkar perangkap kepiting hijau Eropa, sebuah perilaku yang sebelumnya tidak teramati pada spesies tersebut. Temuan ini menunjukkan bahwa serigala memiliki tingkat fleksibilitas kognitif dan perilaku berdekatan dengan penggunaan alat yang lebih tinggi daripada yang diketahui sebelumnya.

Penemuan

Bangsa Heiltsuk, yang merupakan pengelola tanah dan perairan tradisional mereka, telah memasang perangkap untuk mengendalikan populasi kepiting hijau yang invasif. Namun, perangkap-perangkap tersebut secara konsisten ditemukan terkoyak, bahkan ketika dipasang di perairan dalam, sehingga membingungkan para peneliti. Untuk mengidentifikasi pelakunya, kamera jarak jauh dikerahkan pada Mei 2024 dan menangkap perilaku menakjubkan tersebut.

Rekaman tersebut menunjukkan serigala berenang menuju perangkap, menarik pelampung dengan rahangnya, dan secara metodis menarik tali untuk menaikkan perangkap. Dalam waktu kurang dari tiga menit, ia membongkar jaring, mengambil umpan, dan memakan potongan singa laut sebelum berangkat dengan santai.

Implikasi terhadap Kognisi Hewan

Meskipun beberapa ahli memperdebatkan apakah ini benar-benar merupakan “penggunaan alat” (mengingat manusia pada awalnya memasang tali), rangkaian tindakan yang disengaja ini sangat menunjukkan adanya kesengajaan. “Bahkan jika kita tidak ingin menyebutnya sebagai penggunaan alat, fakta bahwa perangkap itu sepenuhnya berada di bawah air… membuat sulit untuk membantah bahwa dia tidak memahami hubungan antara semua langkah ini,” jelas Kyle Artelle, seorang ahli ekologi yang bekerja dengan Heiltsuk.

Penemuan ini menantang asumsi lama bahwa penggunaan alat hanya dilakukan oleh manusia. Bukti penggunaan alat pada spesies lain – termasuk gurita, gagak, dan simpanse – telah mengaburkan batasan tersebut, namun kejadian ini menunjukkan tingkat penyelesaian masalah yang belum pernah terlihat pada serigala.

Konteks yang Lebih Luas dan Penelitian di Masa Depan

Para ahli seperti Sabina Nowak, ahli ekologi serigala di Universitas Warsawa, tidak terkejut dengan kecerdasan serigala. Susana Carvalho, seorang ahli primata, mencatat bahwa temuan ini memperkuat gagasan bahwa kemampuan kognitif kompleks lebih tersebar luas di dunia hewan daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Perilaku serigala mungkin dipengaruhi oleh sedikitnya gangguan manusia di wilayah tersebut, sehingga memberi mereka kebebasan lebih besar untuk bereksplorasi dan berinovasi. William Housty, direktur departemen manajemen sumber daya terpadu Heiltsuk, menduga ada banyak serigala yang terlibat, berdasarkan laporan dari kru lapangan.

Apakah perilaku ini merupakan sebuah insiden tersendiri atau merupakan pola budaya yang lebih luas masih belum diketahui. Penemuan ini menyoroti perlunya penelitian berkelanjutan terhadap kognisi hewan, menantang bias antroposentris, dan mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang kecerdasan yang ditemukan di seluruh alam.

Tindakan serigala ini berfungsi sebagai pengingat bahwa kecerdasan ada di luar spesies manusia, sehingga menuntut evaluasi ulang terhadap cara kita memandang dan berinteraksi dengan hewan lain.